PALESTINA MILIK SIAPA
Dipandang dari sudut Sejarah
(Part.1)
Oleh: Drs. Imam Musholli
imusholli@ymail.com
PALESTINA.
Menurut Arthur Koestler, Promise and Fulfilment: “Yesterday’s act of violence is to day’s fait accompli and tomorrow’s legal status quo”.
Bangsa ini bila dipandang dari sudut sejarah memang sudah tua sekali. Siapakah bangsa asli yang pertama mendiami wilayah Palestina? Tiada orang yang tahu.
Berganti-ganti tanah Palestina diduduki bangsa-bangsa lain;
1400 SM. – 586 SM. diduduki bangsa Kana’an dan Philistin (karena itu wilayah ini diberi nama Palestina).
586 SM. – 538 SM. diduduki bangsa Babylonia.
538 SM. – 332 SM. diduduki bangsa Persia.
332 SM. – 63 SM. diduduki bangsa Yunani.
63 SM. – 637 M. diduduki bangsa Romawi.
637 M. – 1517 M. diduduki bangsa Arab.
1517 M. – 1918 M. diduduki bangsa Turki.
1918 M. – 1948 M. diduduki Inggris.
Hal ini bukan berarti penduduk di wilayah ini juga berganti-ganti menurut bangsa-bangsa yang mendudukinya. Ketika bangsa Yahudi merebut wilayah ini, mereka juga ikut tinggal di wilayah ini.
Sejak itu bangsa Yahudi merasa Palestina sebagai tanah airnya (National-Home) lebih-lebih kitab suci agama mereka menyebutkan bahwa Tuhan telah menghadiahkan tanah Palestina itu kepada Ibrahim a.s. (Abraham), nenek moyang bangsa Yahudi dan Arab-Ismail. Bangsa-bangsa lainnya yang menduduki wilayah Palestina dianggap hanya sebagai kaum penjajah saja. Tetapi lain halnya dengan pandangan bangsa Arab di Palestina, ketika bangsa Romawi pada tahun 70 masehi merusak dan membakar kota Jerussalem hampir seluruh bangsa Yahudi meninggalkan tanah Palestina kemudian menyebar ke seluruh dunia guna mencari keselamatan masing-masing, justru sebaliknya bangsa Arab malah berbondong-bondong masuk wilayah ini, lebih-lebih sesudah bangsa Arab berhasil mengusir bangsa Romawi dari wilayah ini pada tahun 637 masehi, bangsa Arab merasa Palestina sebagai tanah airnya (National-Home).
Terus kalau begitu wilayah Palestina itu tanah-airnya siapa, milik bangsa Arab atau Yahudi?
imusholli@ymail.com
Gerakan ZIONISME.
Ketika Wilayah ini diduduki Turki, telah banyak orang Yahudi yang masuk Palestina dan hidup damai bersama bangsa Arab. Mereka selalu ingin hidup dalam tanah suci (Palestina) yang menurut sejarah dan agama kedua bangsa ini begitu erat hubungannya. Atas dasar perasaan agama yang damai, mereka kembali ke Palestina. Tapi atas dasar perasaan agama ini kemudian oleh beberapa pemimpin Yahudi sengaja dicampuri warna politik dengan dibentuknya gerakan Zionisme pada tahun 1895 oleh Dr. Theodore Herzel.
Tujuan Zionisme adalah;
Mempersatukan semua orang Yahudi di seluruh dunia menjadi satu
“nation” dan tidak hanya semata sebagai “ras”.
Menuntut Palestina sebagai tanah-airnya.
Mendirikan kembali negara Yahudi (Israel) di Palestina.
Mengupayakan segera kembalinya orang-orang atau kekayaan Yahudi di luar
negeri.
Dengan munculnya gerakan Zionisme ini maka pecahlah persaudaraan bangsa Yahudi dan Arab menjadi bara permusuhan yang hebat sampai sekarang.
Imigrasi bangsa Yahudsi ke Palestina secara besar-besaran dimulai pada tahun 1905 masehi, ketika orang-orang Yahudi di Rusia yang ikut serta dalam revolusi Rusia (yang gagal) ditahun itu lari masuk wilayah Palestina. Semula di Palestina hanya terjadi perang kecil-kecilan antara bangsa Arab dan Yahudi, tapi ditahun-tahun kemudian berubah menjadi perang besar-besaran.
imusholli@ymail.com
MASALAH PALESTINA.
Masalah Palestina adalah masalah kepentingan antara bangsa Arab dan bangsa Yahudi mengenai wilayah Palestina.
Hal ini sama sekali bukan masalah agama mereka, tetapi masalah politik semata.
Bangsa Arab dan Yahudi baru bermusuhan sejak para pemimpin Yahudi mendeklarasikan Geraka Zionisme dan hal ini sangat di tentang oleh bangsa Arab yang merasa sudah berabad-abad telah mendiami wilayah Palestina.
Masalah Palestina ini menjadi tambah “ruwet” ketika ada campur tangan pihak ke tiga, yaitu Inggris. Baik bangsa Arab maupun bangsa Yahudi sama-sama merasa berjasa kepada Inggris dalam Perang Dunia I.
Bangsa Yahudi berjanji kepada pihak Inggris melalui usaha orang-orang Yahudi (yang kebanyakan telah jadi kapitalis dan ber-pengaruh di negara-negara besar) untuk membantu jika pihak Inggris mau memenuhi tuntutan Zionisme setelah perang usai, dan pihak Inggris menyanggupinya.
Bangsa Arab juga berjanji ikut membantu Inggris meruntuhkan kekuasaan Turki jika Inggris mau memenuhi tuntutan bangsa Arab (didalamnya termasuk yang diam di Palestina) untuk dapat segera merdeka dari Turki (pada P.D.I Turki dipihak Italia dan Jerman), dan sekali lagi pihak Inggris-pun bersedia menyanggupi keinginan mereka.
Bagaimana mungkin satu wilayah disanggupkan kepada dua bangsa? Dan bagaimana pihak Inggris dapat melaksanakan itu?
BALFOUR DECLARATION (2 Nopember 1917).
Kepada raja Husein (raja Yordania) sebagai wakil bangsa Arab pihak Inggris menyanggupi kemerdekaan negara-negara Arab (termasuk bangsa Arab di Palestina).
Guna memikat bangsa Yahudi yang akan membantu Inggris, pihak Inggris mengeluarkan Balfour Declaration untuk bangsa Yahudi, yang isinya sebagai berikut;
1. Akan mendirikan “ a national home” untuk bangsa Yahudi di
Palestina.
2. Hak-hak bangsa selain Yahudi tidak akan di rugikan.
Balfour Declaration ini sangat ditentang keras dan dianggap merugikan bangsa Arab, tapi sebaliknya sangat disambut gembira oleh bangsa Yahudi (baik Yahudi di Palestina maupun Yahudi di perantauan).
Catatan penting:
Menurut banyak pihak, Balfour Declaration ini mengandung pengertian yang bertentangan hingga merupakan apa yang disebut dalam kalangan politisi Prancis sebagai “negre blanc” (negro putih) Mana mungkin Inggris memberikan wilayah (Palestina) yang bukan milik Inggris sendiri tapi milik Arab kepada orang lain (Yahudi) dengan mengatakan tidak akan merugikan orang yang punya wilayah (Arab)?
Sungguh Balfour Declaration ini merupakan teka-teki politik blaka!
Ataukah ini merupakan kalimat diplomasi yang maha ulung? Yang jelas Balfour Declaration ini telah membuat banyak kesulitan ber-bagai pihak, bahkan pihak Inggris sendiri-pun merasa bingung dan segera menyerahkan mandat wilayah Palestina kepada PBB (UNO) pada tahun 1948 serta segera meninggalkan Wilayah Palestina.
Sedangkan bangsa Arab dan bangsa Yahudi sengaja dibiarkan untuk mencari jalan penyelesaian mereka sendiri sampai sekarang.
Bagaimana Inggris bisa terlibat di wilayah sengketa Palestina ini?
imusholli@ymail.com
To BE CONTINUED