Sabtu, 25 April 2009

Joko Sambang Of Legend

Assalamu'alaikum...

Joko Sambang Of Legend

Oleh

Drs. Imam Musholli


e-mail: imusholli@ymail.com


Sejak system Kerja Paksa ala gubernur jendral Herman Willem Deandels (1808) dan Tanam Paksa (Culture Stelsel) ala Van den Bosch (1816) di terapkan di Pulau Jawa (Indonesia), membuat penderitaan bangsa Indonesia kian bertambah parah saja. Sepertinya setiap pelaksaan program-program pemerintah Hindia Belanda selalu terkesan “DIPAKSAKAN” dan selalu dibumbuhi dengan “KEKERASAN”. Sejak itu aksi kekerasan oleh aparat pemerintah kepada rakyat jajahan hampir menjadi pemandangan umum setiap hari disaksikan oleh bangsa kita.

Nafas ketidak-adilan tampak jelas dalam setiap tindak pelaksanaan program-program pemerintah Hindia Belanda yang penuh KEKERASAN dan PAKSAAN, yang kemudian ditanggapi oleh para pemimpin kita dengan memimpin sebuah perlawanan, bahkan dapat menguras lumbung dana pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Perlawanan itu dapat kita lihat seperti perlawanan rakyat Jawa Tengah yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, perlawanan Padri di Sumatera Barat, perlawanan Aceh, perlawanan rakyat Saparua (Maluku), perlawana rakyat Banjarmasin (Kalsel) yang dipimpin Pangran Antasari dan Pangeran Hidayat, perlawanan rakyat Tapanuli (Sumut) yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII, sampai perlawanan rakyat Bali yang dipimpin I Gusti Ngurah-rai, dan masih banyak jenis perlawanan rakyat yang lain, semuanya jenis perlawanan diatas memiliki tujuan sama, yaitu ingin bebas dari belenggu penjajahan. Semua bentuk perlawanan di atas sudah jelas terukir di buku sejarah bangsa Indonesia, padahal masih banyak bentuk-bentuk perlawanan rakyat yang belum masuk buku sejarah nasional kita, mungkin karena bukti-bukti dan saksi-saksi yang masih gelap, bahkan kini hanya tinggal legenda di tengah masyarakat yang terus-menerus tererosi oleh gempuran jaman dalam era globalisasi saat ini, bukan mustahil cerita rakyat atau legenda di beberapa daerah akan ikut musnah dari level perjuangan bangsa Indonesia, sebut saja cerita Sarip Tambak Yoso (Surabaya), cerita SOGOL – Sumur Gemuling (Lumajang), Si Jampang (Betawi), cerita Pak Sakera (Pasuruan), cerita Joko Sambang (Beji – Bangil), dan masih banyak cerita – cerita hero local yang lain, yang masih perlu kita tampilkan ke permukaan sejarah bangsa Indonesia.

Konon pada awal tahun 1900-an di sepanjang kali Porong ( sebagai batas wilayah Sidoarjo dan Pasuruan, sekarang) ada cerita rakyat yang patut kita simak, yaitu proses pembuatan “Jembatan” kali Porong pertama kalinya yang di disain pemerintah Hindia Belanda sebagai sarana transportasi darat dari Surabaya ke Malang, atau sebaliknya, juga dari Surabaya ke Banyuwangi atau sebaliknya, keduanya harus melewati jembatan kali Porong, yang sampai saat ini-pun Jembatan kali Porong masih tetap dijadikan jalur utama Surabaya – Malang, dan Surabaya – Banyuwangi. Nah….., kalau begini kita dapat merasakan, betapa lelah dan capek-nya Jembatan ini yang sampai hari ini masih saja di gunakan ?

Kenapa pemerintah kita tidak segera mencari alternative lain untuk membuat sarana dan jalur baru yang lain yang dapat memecahkan persoalan kemacetan jalan Porong?

Dulu pernah ada jalan TOL Surabaya – Malang yang sedikit memberi rasa “kasihan” kepada Jembatan ini? Biarpun sudah mendapat berbaikan dan renovasi tetapi sudah selayaknya pemerintah mulai memikirkan jalur alternative lain agar beban yang dipikul jembatan ini agak ringan, bayangkan beberapa kendaran yang lewat jembatan ini tiap harinya mencapai 10 ribu kendaraan, bahkan setelah tragedy Lumpur Lapindo menerjang Porong, yang lewat jembatan ini melebihi kapasitas bahkan sampai 100 ribu kendaraan, itupun dipenuhi oleh jenis kendaraan yang bertonase besar dan berat seperti Truk Tronton, Dumtruk, dan lain-lain, bila sedang hari-hari sibuk otomatis kepadatan dan kemacetan tak terelakkan lagi ditambah udara lembab-panas di daerah ini, padahal jembatan ini bersejarah. Kasihan sekali nasibmu!


e-mail: imusholli@ymail.com


Jembatan ini pertama kali dibangun pemerintah Hindiua Belanda pada sekitar tahun 1920, pas berbarengan dengan pelaksanaan perbaikan irigasi di wilayah ini seperti yang ukir kokoh di dinding pompa-air kuno di kecamat Jabon, pelaksaan ini sebagai bagian dari program Trilogi Van Deventer, yaitu perbaikan Edukasi, Emigrasi, dan Irigasi.

Semula jalur asli kali Porong itu berada di kali mati sekarang ini, kali ini sebagai batas wilayah Sidoarjo bagian Selatan dan wilayah Pasuruan bagian Utara, tetapi karena sering banjir di kawasan (bantaran) kali ini, dan selalu dikeluhkan rakyat karena luapan banjirnya sampai ke sawah-sawah, demikian hasil panen petani sering tergangu, maka pemerintah Hindia Belanda membuat alternative yang jitu, yaitu dengan meluruskan kali Porong sampai ke Selat Madura seperti yang sekarang kita saksikan. Hal ini bukan berarti segala permasalahan di masyarakat menjadi hilang, yaitu sejak diluruskannya jalur kali Porong ke Selat Madura justru muncul permasalahan baru, yakni beberapa desa di kecamatan Jabon pecah menjadi dua bagian, seperti ada desa Pejarakan Utara dan Pejarakan Selatan, ada desa Kedungcangkring Utara dan Selatan, dan lain-lain, sehingga sekarang bila ada penduduk yang butuh mengurus surat ke kantor desa nya maka harus memutar lewat jembatan kali Porong dulu, jarak tempuhnya semakin jauh saja, bahkan beberapa penduduk desa yang terpecah sulit akrap, bahkan tidak saling kenal dengan penduduk lain, padahal sama-sama warga desa yang sama. Biarpun begitu masyarakat tidak banyak menuntut karena disamping banyak kendala tapi banyak juga keuntungannya, terutama kali Porong sampai saat ini masih terhindar dari BANJIR, piarpun kondisi tanggulnya tidak lebih baik dari tanggul Situ Gintung yang jebol kemarin, apalagi sekarang banyak endapan Lumpur yang sengaja oleh pihak Lapindo dibuang ke kali Porong dengan dalih Perpres tahun 2007 sebagai puyung hukumnya.

Proses pengerjaan Jembatan ini dulu memakan banyak korban jiwa masyarakat bantaran kali Porong, mereka, para penduduk desa di sekitar bantaran kali di paksa kerja tanpa upah, bila menolak akan mendapat hukuman berat, setiap hari para kepala desa diminta government (pemerintah Hinmdia Belanda) mengirimkan 20 orang pekerja paksa untuk mengerjakan tanggul dan jembatan Kali Porong, tidak jarang mereka pulang sudah berstatus “mayat”, karena meninggal saat kerja paksa jaman itu. Kondisi ini terus berlanjut sampai muncul tokoh pembangkang dari desa Gunung Gangsir yang terkenal dengan sebutan: Joko Sambang.

Siapakah Joko Sambang itu ?

e-mail: imusholli@ymail.com


Joko Sambang sebagai tokoh sentral di cerita ini merupakan putra tunggal dari seorang Lurah (Kepala desa) yang bernama Bintoro dan seorang ibu yang bernama Sutina di desa Beji Gondanglegi – Pasuruan. Lurah ini berjuang melawan government bersama sorang Sekdes (bhs.jawa: Carik) yang bernama Wicaksono. Mereka melawan government karena menolak perintah mengirimkan penduduknya untuk bekerja membuat kali dan jembatan Porong, dengan alasan desanya jauh dari areal kali Porong, dan untuk melindungi penduduknya mereka rela dihukum dan di jebloskan kepenjara, sementara itu istrinya Lurah Bintoro yang bernama Sutina yang kondang karena kecantikan parasnya memang amat sayang untuk ditinggal di rumah sendirian, hal ini diambil kesempatan oleh para Lurah desa-desa sekitarnya untuk mendekatinya, termasuk Lurah Panderejo yang bernama Bargowo dan cariknya yang bernama Abi Lowo, mereka ini melakukan keinginannya dengan segala cara, termasuk menghasut government untuk memaksa Lurah Bintoro memperkerjakan penduduknya ke Kali Porong padahal lokasi desanya jauh dari bantaran kali Porong.

Rupanya keinginan Lurah Bargowo yang terusa menggelora membuat mata hatinya buta, bahwa Sutina bersama Lurah Bintoro sudah dikaruniai anak yang mulai menginjak usia remaja yang sudah siap menghadapi musuh apapun termasuk gangguan Lurah Bargowo dan Carik Abi Lowo.

Yang terkenal sakti mandraguna.

Karena hasutan dan perasaan iri merekalah Lurah Bintoro di penjara dan dihukum tembak oleh government, tapi hukuman ini gagal karena Lurah Bintoro kebal (sakti) terhadap senjata maupun peluru senapan, maka government meminta Lurah Bargowo dan Carik Abi Lowo untuk memberi hukuman sendiri kepada Lurah Bintoro, berkat keroyokan dua lawan satu, Lurah Bintoro tewas. Kemudian Sutina dikejar-kejar oleh Lurah Bargowo dan Carik Abi Lowo, berusaha lari minta perlindungan kepada puteranya yang bernama Joko Sambang yang masih berstatus siswa sebuah perguruan silat di Gunung Penanggungan dan bersemedi (bertapa) di Jolotundo, sehingga untuk sementara nasib Sutina aman!

Peristiwa pengejaran Sutina ini dibantu oleh Joko Semprul, yang sehari-hari berprofesi sebagai kaki-tangan/centeng-nya government Belanda di Kali Porong. Joko Semprul bilang kepada Lurah Bargowo dan Carik Abi Lowo, “Kalian tidak akan bisa mendapatkan Sutina tanpa membunuh Joko Sambang lebih dahulu!”, “Lha terus caranya bagaimana? “, sela mereka.

“Itu soal gampang !” jawab Joko Semprul. Dengan arahan Joko Semprul, Lurah Bargowo dan Carik Abi Lowo mengadakan saimbara di jembatan kali Porong, barang siapa yang dapat menebang pohon kenari yang berada persis di tanggul selatan jembatan kali Porong akan mendapatkan hadiah 100 ribu Golden (Uang emas Belanda). Pohon ini adalah pohon tua yang terkenal angker, siapa saja yang mau menebang pohon tersebut biasanya akan kena kutukan, berupa sakit jiwa, atau bahkan meninggal dunia, sehingga hanya orang-orang yang sakti saja yang mau ikut sayembara tersebut, termasuk Joko Sambang.

Joko Sambang mau ikut sayembara bukan karena ingin mendapatkan uang hadiah, melainkan ingin menumpas kelicikan dan tipu muslihat Lurah Bargowo, Carik Abi Lowo dan Joko Semprul, karena ketiga-tiganya merupakan orang yang selalu mengganggu ketenangan ibunya, sekaligus sebagai orang kepercayaan government Belanda di Kali Porong.

Joko Sambang sadar bahwa ia tidak akan mampu menghadapi ketiganya bila cuma seorang diri, maka ia mengajak teman seperguruannya, yaitu Joko Buntek untuk membantu dirinya,

Dari ilmu dua orang inilah muncul kekuatan yang amat dahsyat, selain kekuatan ilmu yang berlipat ganda, juga keberanian menentang kedzaliman dari para tokoh antagonis yang selama ini meresahkan masyarakat, seperti yang dilakukan selama ini oleh tokoh Lurah Bargowo, Carik Abi Lowo, Joko Semprul dan tentu saja para pegawai government Belanda.

Ternyata pohon ini benar-benar sakti dan bertua, terbukti pada saat Joko Sambang mendekati pohon kenari tua itu tiba-tiba pohon tersebut dapat berbicara, tentu saja hanya Joko Sambang yang tahu isi bicaranya, “ Hei…Anak muda, jangan turuti sayembara Lurah Bargowo, karena orang ini sungguh licik dan ambisius, dibalik sayembara ini sebenarnya ia berharap engkau kalah dan mendapat hukuman darinya, sehingga dengan mudah ia dapat mempersunting ibumu, Haa…ha…ha….!”.

Suara itu terdengar jelas ditelinga Joko Sampang, apalagi sangat keras menggelegar, sampai-sampai Joko Sambang tidak kuat berdiri tegak lagi.

Karena lama Joko Sambang tidak bergerak, maka Joko Sambang dinyatakan kalah dan harus mendapatkan hukuman, Joko Sambang langsung di ikat di pohon kenari tua itu disaksikan para penonton dan para pekerja paksa yang memadati arena sayembara.

Untung Joko Buntek segera datang dan melepaskan ikatan tangan dan kaki Joko Sambang dan mereka berbalik mengejar Lurah Bargowo, Carik Abi Lowo, dan Joko Semprul.

Sebelum mengejar tiga tokoh antagonis diatas, Joko Buntek mengajukan syarat kepada Joko Sambang, yang isinya: Jangan pernah mengejar musuh sampai daerah Kepulungan, karena itu wilayah kekuasaan Joko Buntek! Dan syarat itupun disetujui Joko Sambang.

Maka tidak lama setelah itu dua orang jagoan muda ini segera mengejar Lurah Bargowo, Carik Abi Lowo, dan Joko Semprul. Al-hasil dari pengejaran tiga tokoh pengganggu masyarakat iniu dapat segera ditumpas. Setelah peristiwa itu para pegawai government-pun mulai berfikir realistis, yaitu mereka hanya memperkerjakan penduduk di sekitar kali Porong saja, dan tidak mau lagi melibatkan masyarakat di luar wilayah bantaran kali Porong.

Setelah kondisi sekitar kali Porong aman, Joko Sambang meninggal dunia di desanya Gununggangsir - Beji Pasuruan, dan dimakamkan bersebelahan dengan makam Ayah dan Ibundanya.

Makam Joko Sambang, Lurah Bintoro, dan Sutina sampai kini masih banyak di datangi oleh para peziarah dari berbagai daerah guna mendapatkan berkah.


e-mail: imusholli@ymail.com


Memang dari nama-nama tokoh diatas bukan nama yang sebenarnya, tapi memiliki makna kias yang jelas yang dapat dengan mudah ditangkap makna dan isinya, seperti identifikasi tokoh-tokoh ini;

  • Joko Semprul, Semprul bermakna orang muda yang tidak memiliki pendirian dan

prilakunya selalu menjengkelkan masyarakat.

  • Lurah Bargowo mungkin memiliki arti orang yang suka mengganggu orang yang sudah berkeluarga.

  • Carik Abi Lowo juga mungkin memiliki arti orang yang suka kelayapan malam dan suka menghasut seperti prilaku kelelawar.

  • Lurah Bintoro adalah lurah yang jadi pemimpin sejati penduduknya, suka melindungi penduduk dari mara-bahaya.

  • Carik Wicaksono adalah orang yang selalu bijak dalam berprilaku di masyarakat.

  • Tokoh Sutina menggambarkan tokoh perempuan yang cantik, setia, dan tidak suka ke dloliman.

  • Joko Buntek melambangkan tokoh pemuda yang diharapkan kehadirannya disaat-saat diperlukan.

  • Sedangkan tokoh Joko Sambang memiliki arti orang muda yang suka “sambang” atau “silaturrahim” atau “mengunjungi” kaumnya yang sedang menderita, dan ia selalu membela kebenaran dan menumpas segala bentuk keserakahan, termasuk membela kaumnya yang sedang sengsara karena di paksa kerja tanpa upah oleh government Belanda membuat jembatan dan tanggul kali Porong pada sekitar tahun 1920.

Demikian tulisan singkat ini, mudah-mudahan dapat menghidupkan kembali semangat juang bangsa ini yang mulai luntur tergerus majunya teknologi dan globalisasi.


e-mail: imusholli@ymail.com


Judul:

Joko Sambang Of Legend


Selasa, 10 Maret 2009

CANDI GUNUNG GANSIR

imusholli@ymail.com




BAB I

PENDAHULUAN



1. Rasional.

Laporan Penelitian merupakan proses awal pengenalan dan pemahaman mengenai situs-situs sejarah di sekitar siswa yang dalam kurikulum yang baru (KBK) merupakan bagian dari keseluruhan program penyelenggaraan sekolah yang wajib dilaksanakan oleh pihak pengelolah sebuah lembaga kependidikan moderen, artinya kegiatan pembimbingan siswa itu merupakan program terpadu dalam kegiatan intra-kurikuler sekolah.

Dalam kehidupan siswa tingkat SLTA (SMA) yang memiliki masa-masa transisi dari serangkaian pengalaman hidup seorang anak manusia, biasanya rasa keingin-tahuan dan keinginan mencoba sesuatu baru adalah mendominasi masa-masa transisi ini, yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan keluarganya, teman sepermainannya, lingkungan pendidikannya, maupun media-massa yang berupa TV, Internet, Koran, HP, dan lain-lain. Hal dapat menimbulkan masalah bagi anak se-usia SMA bila tidak segera mendapat saluran yang positif, bisa-bisa dapat menjadi masalah bagi kawula muda, termasuk para siswa saat ini.

Masalah-masalah tersebut bila tidak segera diatasi akan dapat menghambat proses belajar siswa yang akhirnya dapat menghambat perkembangan kepribadiannya. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik sudah selayaknya kita mengetahui gejala yang timbul pada peserta didiknya. Dengan demikian diharapkan laporan penelitian bisa memberi solusi bagi para pendidik agar dapat mengembangkan potensi anak didiknya secara optimal.

Dengan selesainya Laporan Penelitian ini diharapkan para pendidik lebih sadar bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan dapat diwujudkan melaui solusi yang tepat, biarpun diakui oleh penulis hal itu memang tidak mudah dan pasti banyak hambatannya.

2. Tujuan Penelitian.

Tujuan penulisan laporan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk membantu siswa dalam memahami Sejarah di sekitarnya melalui situs-situs Sejarah yang tidak jauh dari lokasi sekolah mereka. Permasalahan yang sedang dihadapinya siswa saat ini adalah mulai lunturnya rasa nasionalisme, termasuk mulai memudarnya semangat mencintai Sejarahnya sendiri akibat kemajuan informasi dan teknoligi yang selalu mendewa-dewakan gaya hidup bangsa barat (Eropa). Padahal kemajuan ini tidak akan pernah ada bila tidak ada masa lalu yang menghantarkannya.

imusholli@ymail.com


Dan Presiden pertama kita, Ir. Soekarno pernah berpesan kepada kita ”Jangan sampai pernah melupakan Sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya”.


3. Metode.

Dengan berbagai keterbatasan waktu, tenaga, sumber, dan biaya, penulis mencoba bekerja keras untuyk dapat merampungkan penulisan laporan ini agar segera dapat dijadikan acuan dalam proses belajar penelitian sejarah oleh siswa, biarpun demikian penulis tetap berusaha agar laporan penelitian ini bisa masuk kategori penulisan Laporan Penelitian yang ilmiah.

Adapun metode yang penulis gunakan dalam proses penyusunan Laporan Penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Metode Empiris, Yaitu peneliti berusaha melihat dan mengkaji langsung ketempat situs

Sejarah berada.

2. Wawancara, Yaitu melakukan wawancara langsung kepada subyek agar dapat mengetahui

permasalahan secara lebih detail.

3. Metode Pustaka, Yaitu peneliti menelaah buku-buku Sejarah dan membanding-bandingkan

agar lebih cocok dengan permasalahan.

4. Metode Analisis, Yaitu peneliti setelah mendapatkan gambaran fisik situs candi dan mema-

dukan dengan hasil wawancara, dan buku-buku acuan, maka peneliti

siap menganalisa data-data yang ada untuk menyusun tulisan(Histo-

riografi) candi Gunung Gangsir.




4. Arti Penting Laporan Penelitian.

Laporan Penelitian ini menjadi sangat penting karena menyangkut propses penanaman kepedulian siswa terhadap benda-benda purbakala yang merupakan hasil kebudayaan berupa situs sejarah candi Gunung Gangsir yang seharusnya kita jaga dan kita rawat bersama. Hal ini dapat dijadikan aset berharga untuk membangun daerah.

Laporan Penelitian ini juga dapat membantu siswa dalam memahami teori-teori tentang Sejarah lokal sebagai bagian dari Sejarah Nasional.


5. Ruang Lingkup / Batasan Masalah.

Dalam penulisan Laporan Penelitian ini penulis mencoba untuk membatasi kajian permasalahan SEJARAH “CANDI GUNUNG GANSIR”

YANG TERDAPAT DI DESA GUNUNG GANGSIR KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR.


imusholli@ymail.com


Diharapkan dengan pembatasan permasalahan ini, penulis dapat lebih fokus dalam mengkaji permasalahan ini lebih detail dan dapat berhasil-guna bagi dunia pendidikan di SMA AVISENA khususnya, dan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Kesulitan membatasi kajian permasalahan memang dialami oleh setiap peneliti mengingat begitu banyak benda-benda bersejarah yang hilang dan sumber-sumber yang belum jelas.



Bentuk Candi Gunung Gangsir di foto dari sebelah barat candi.




imusholli@ymail.com




BAB II

PENELITIAN



1. Latar belakang.

Naiknya Mpu Sindok ke atas tahta kerajaan Medang pada tahun 929 Masehi, yaitu kira-kira sepuluh (10) tahun setelah dia menjabat pangkat yang tinggi dalam masa pemerintahan raja Dya Tulodong dan setelah itu dia jadi pembantu Sri maharaja Dya Wawa di bidang pemerintahan di Jawa Tengah, dia memindahkan pusat kerajaannya ke Watugaluh, yaitu daerah antara gunung Semeru dan gunung Wilis. Perpindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur ini didukung adanya bukti-bukti arkeologis seperti prasasti dan bangunan-bangunan suci di Jawa Timur pada abad ke-10 Masehi jaman Mpu Sindok. Hal ini menunjukkan telah berakhirnya pusat kekuasaan di Jawa Tengah masa ini dan mulai munculnya dinasti baru di Jawa Timur, yakni dinasti Icana dan Mpu Sindok sebagai pendiri dinasti tersebut, perpindahan ini mungkin berlangsung damai, yakni melalui perkawinan.

Dalam masa pemerintahannya, Mpu Sindok tidak memerintah sendirian, dia dibantu oleh permaisurinya yang bernama Rakryan Bawang. Hal ini pemperlihatkan kepada kita bahwa ini salah satu contoh peran seorang perempuan dalam kekuasaan masyarakat Jawa memiliki martabat yang tinggi. Permaisuri Mpu Sindok ini bergelar Sri Parameswari Sriwardhani Pu Kbi, ia adalah anaknya putrinya Sri maharaja Dya Wawa, sedangkan Mpu Sindok sendiri bergelar Sri Maharaja Rake I Hino Sri Icanawikramadharmottunggadewa.

Lebih dari dua puluh (20) buah prasasti yang keluarkan oleh Mpu Sindok selama masa pemerintahannya, yaitu antara tahun 929 sampai tahun 948 Masehi. Bangunan candi-candi juga banyak tetapi semuanya bermotif Jawa Tengah, seperti Candi Badut di Malang, Candi Songgoriti di Batu, dan Candi Gunung Gansir di Beji Pasuruan. Dari informasi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masa pemerintahan Mpu Sindok berjalan aman dan tentram. Hal ini dapat kita lihat dari usaha-usaha sosial yang dilakukannya selama memerintah, antara lain dengan banyaknya pemberian hadiah dan penghapusan pajak kepada daerah-daerah yang mengelolah dan menjaga bangunan-bangunan suci, seperti bangunan candi dan prasasti. Pembangunan tempat-tempat suci seperti ini jelas memiliki makna yang penting bagi kekuasaan Mpu Sindok. Pembangunan Candi misalnya, biasanya untuk menandai wilayah kekuasaan politik, atau untuk peringatan peristiwa tertentu, atau tempat tersebut menurut keyakinan mereka dianggap suci, dan lain-lain.



imusholli@ymail.com





2. Identifikasi Candi.

Memang sepintas lalu kalau kita melihat bentuk-bentuk bangunan candi hampir semuanya sama, tetapi bila kita amati satu-persatu bangunan candi tersebut akan tampak berbeda dan setiap candi memiliki ciri khas yang berbeda dari candi yang lain. Seperti yang terdapat pada bangunan candi Gunung Gangsir ini. Untuk lebih jelasnya mari kita amati satu-persatu bagian candi ini.


2.1. Bentuk Candi.

Peneliti mulai mengidentifikasi candi ini dengan membahas tentang bentuk Candi

Gunung Gangsir, antara lain:

  • Bentuk bangunannya tambun, segi empat bertingkat, semakin ke atas semakin mengecil (seperti Pagoda).

  • Lantai candi dua tingkat, yakni lantai dasar (tanah) dan lantai utama candi.

  • Seluruh bangunan terbuat dari batu-bata.

  • Ukuran bangunan: Panjang = 20 meter, lebar = 17 metr

Dan tingginya kira-kira 30 meter.

- Arah hadap ke barat (Gunung Penanggungan)


2.2. Lokasi Candi.

Lokasi Candi Gunung Gangsir berada di daerah lebih tinggi dibandingkan daerah di sekitarnya, oleh karena itu dinamakan Gunung Gangsir. Candi ini kurang-lebih empat (4) kilometer arah Selatan dari lokasi SMA AVISENA, dan candi ini berada di Dusun Keboncandi – Desa Gunung Gangsir – Kecamatan Beji – Kabupaten Pasuruan, serta candi ini berjarak lima (5) kilometer arah Timur Gunung Penanggungan.


2.3. Atribut Candi.

Bangunan Candi Gunung Gangsir memiliki relief timbul, bergaya naturalis, dan ornamen candi berhias bunga dan daun teratai yang indah di seluruh bagian lapak yang memisahkan tiap tingkat serta di sudut-sudut bangunannya. Juga terdapat hiasan burung Gelatik, Manusia berkaki burung, Bulus, Anjing, Buaya, Babi, Kuda terbang, Gajah, dan Bunga Teratai di dalam Jambangan atau Kendil yang indah. Hewan dan binatang di atas menunjukkan binatang-binatang yang biasa hidup di pantai atau rawa, sangat cocok bila Candi ini dahulu dianggap sebagai wilayah pantai atau pesisir, mengingat lokasi candi ini berada dekat dengan muara Kali Brantas dan Selat Madura, biarpun masyarakatnya bercorak agraris.


imusholli@ymail.com


Selain bentuknya tambun, Candi ini juga sangat unik, karena candi ini berada di Jawa Timur tetapi memiliki bentuk Kala (Kepala Raksasa) sebagai penunggu candi justru tidak berdagu, yang mengingatkan kita kepada bentuk-bentuk Kala di candi-candi Jawa Tengah. Sayang sekali bangunan candi yang indah ini kini lapuk dimakan usia, bagian-bagian penting dari bangunan candi juga banyak yang hancur dan hilang entah kemana. Seluruh banguan candi ini berbahan dasar Batu-Bata (Tanah-Liat yang dibakar) sehingga kurang bisa bertahan lama, bahkan pada renovasi pertama jaman penjajahan Belanda, pintu utama candi ini harus ditopang dengan batu-bata baru yang diberi bahan semen untuk mencegah agar tidak ambrol, sebenarnya hal ini menggangu ke-elok-an candi itu sendiri, bahkan renovasi yang ketiga sampai saat ini belum rampung juga, entah sampai kapan?

Bangunan candi ini bersifat Siwais, karena dihalaman candi ditemukan Lingga dan Yoni sebagai identifikasi dari dewa Siwa. Juga terdapat gambar relief Bhatari Durga yang bergaya naturalis dan candi ini kemungkinan di bangun pada awal abad ke sepuluh (10) masehi.


2.4. Masa Pembuatan.

Mengingat bentuk bangunan dan ornamen di candi Gunung Gangsir ini bergaya jaman Mataram Hindu Medang Jawa Tengah menunjukkan si pembuatnya pastilah orang dari Jawa Tengah atau setidak-tidaknya yang mengerjakan bangunan candi ini berasal dari Jawa Tengah. Dan raja dari Jawa Tengah yang memindahkan pusat kerajaannya ke wilayah timur tiada lain adalah raja Mpu Sindok pada awal abad ke sepuluh (10) masehi.

Pemerintahan raja Mpu Sindok berlansung dari tahun 929 sampai tahun 948 Masehi, dam melihat kondisi sosial waktu itu menunjukkan bahwa selama memerintah dia berlaku adil dan sangat toleran terhadap perbedaan keyakinan, biarpun beragama Hindu dia juga banyak memberi hadiah dan membangunkan tempat suci kepada para pendeta Budha aliran Tantrayana. Tidak hanya itu, bidang sastra-pun berkembang sangat pesat, bak jamur di musim hujan.


2.5. Legenda Candi.

Penulis mendapatkan cerita rakyat tentang candi ini dari Tetua desa yang bernama bapak Suwarto 75 tahun pensiunan sipir L.P. Pasuruan dan sekarang beliau sudah meninggal dunia, beliau seperti kebanyakan para sesepuh desa lainnya beliau suka bercerita yang katanya berasal dari eyangnya. Cerita itu bila dijelaskan sebagai berikut;

Dahulu penduduk sini (Masyarakat Gunung Gangsir - red.) tidak pandai bercocok tanam, mereka hanya hidup dari mencari ikan di sungai-sungai, di rawa, dan di ladang, tetapi karena tempat ini dekat dengan pantai maka banyak orang luar daerah yang datang dan berbaur dengan masyarakat asli disini, muncullah seorang wanita yang bernama Nyai Srigati yang cantik di tempat ini lalu mengajak para pendatang untuk berdo’a bersama-sama meminta petunjuk kepada sang Hyang Widi di tempat yang sekarang berdiri candi ini.

imusholli@ymail.com


Diakhir do’a mereka tiba-tiba muncullah burung-burung sebangsa burung Gelatik yang sangat banyak, setiap burung membawa sejenis setangkai pohon padi yang dibawa dengan paruhnya, kemudian di jatuhkan kepada para pendo’a tersebut berupa butiran padi dan kulit

padi, lalu butiran padi dan kulit tersebut oleh para pendo’a di semaikan (ditanam) di tanah ini, setelah beberapa lama muncul keajaiban, yakni butiran padi tumbuh menjadi padi berisi butiran padi berwarna kuning, yang kemudian disebut padi Sri-Kuning, sedangkan kulit padi yang ditanam menjadi butiran padi yang berisi batu permata yang berkilauan, hasil panen ajaib ini dikumpulkan semua di rumah Nyi Srigati, sisanya oleh Nyi Srigati dibagi-bagikan kepada para penduduk setempat, biarpun Nyi Srigati kaya-raya tetapi ia seorang janda karena ditinggal mati oleh suaminya, sehingga ia mendapat gelar Mbok Rondo Dermo.

Suatu ketika para pendatang yang ikut berdo’a ingin menjualkan hasil panen ajaib ini ke luar daerah dan di ijinkan oleh Mbok Rondo Dermo, di tengah perjalanan muncul niatan jahat dari mereka, yakni mereka ingin hasil penjualan tersebut tidak lagi di serahkan kepada Mbok Rondo Dermo melainkan disimpan untuk diri-sendiri, tetapi apa yang terjadi?

Prahu yang mereka tumpangi tiba-tiba terbalik dan seluruh penumpang bersama hasil panen jadi tenggelam seluruhnya, yang kemudian tempat ini diberi nama desa Gunung Prau di lereng Gunung Penanggungan. Jasad-jasad tak bernyawa (Bhs.Jawa: Bathang) yang dianggap MALING oleh Mbok Rondo Dermo banyak berserakan kemana-mana, maka jadilah nama daerah di sekitar sini, antara lain; Desa Gunung Gangsir, Desa Selo Tumpuk, Desa Sumber Tumpuk, Desa Selo Kambang, Desa Kebon Candi, Desa Babat, Desa Kedaten, Desa Kesemi, Desa Soboh, Desa Purwodadi, Desa Pucang, Desa Kebo Ireng, Desa Wonokoyo, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sedangkan bangunan candi ini merupakan tugu peringatan, untuk memperingati kesuksesan bercocok tanamnya Nyi Srigati alias Mbok Rondo Dermo. Karena dibangun terus- menerus secara bertahap tugu ini berubah jadi candi.

Menurut si-empunya cerita, candi ini dibangun secara bertahap yang dinding-dindingnya di tempeli hiasan dari batu bata yang indah, dan pada waktu jaman pendudukan Jepang di sini, banyak hiasan-hiasan di candi ini yang diambil oleh pihak Jepang.



2.6. Fungsi Candi.

Candi ini kemungkinan besar difungsikan sebagai tempat suci untuk ibadah umat agama Hindu, disamping itu juga sebagai hadiah atas keberhasilan bercocok tanam masyarakat di sini, sehingga daerah ini dibebaskan membayar pajak tetapi sebagai imbalannya masyarakat harus menjaga tempat suci ini, dan seperti kebanyakan candi-candi lain biasanya juga difungsikan sebagai makam para pejabat istana kerajaan, terus siapa yang dimakamkan di candi ini? Sampai saat ini belum ada sumber resmi yang ditemukan!


imusholli@ymail.com


BAB III

P E N U T U P


1. Kesimpulan.

Kesimpulan sementara yang kita dapat-kan dari Laporan Penelitian kali ini adalah seperti sebagai berikut;

1.1. Candi ini seluruh bangunan-nya terbuat dari bahan bangunan Batu Bata

(Tanah Liat yang dibakar)

1.2. Candi ini memiliki ciri khas yang berbeda dari candi yang lain di Jawa Timur,

justru candi ini lebih memiliki ciri-ciri candi Jawa Tengah.

1.3. Memiliki ciri-ciri fisik, antara lain:

  • Bentuk bangunannya segi empat bertingkat, semakin ke atas semakin mengecil (seperti Pagoda).

  • Lantai candi dua tingkat, yakni lantai dasar (tanah) dan lantai utama candi.

  • Seluruh bangunan terbuat dari batu-bata.

  • Ukuran bangunan: Panjang = 20 meter, lebar = 17 metr

Dan tingginya kira-kira 30 meter.

- Arah hadap ke barat (Gunung Penanggungan)


    1. Lokasi candi ini berada di Dusun Keboncandi - Desa Gunung Gangsir -

Kecamatan Beji.

1.5. Candi ini memiliki ornamen atau hiasan yang unik, yaitu ornamen relief burung

Gelatik, Relief Manusia berkaki burung, seeokor Bulus, Anjing, Buaya, Babi, Kuda

terbang, seekor Gajah, dan Bunga Teratai di dalam Jambangan atau Kendil yang

indah, juga terdapat Lingga dan Yoni merupakan identifikasi dari Dewa Siwa.

1.6. Candi Gunung Gangsir ini bergaya jaman Mataram Hindu Medang Jawa

Tengah awal abad ke-10 Masehi, yang kemungkinan di bangun pada masa raja

Mpu Sindok.

1.7. Legenda yang mengiringi keberadaan candi ini mengisahkan tentang butiran biji

padi yang ajaib dan tokoh Mbok Rondo Dermo.

1.8. Fungsi Candi ini memang belum jelas, tetapi dari cerita rakyat dan buku sumber

yang ada menunjukkan bahwa sebagai hadiah atas keberhasilan bercocok tanam

masyarakat, dan juga berfungsi sebagai makam.


2. Saran-saran.

Bagi para pembaca mohon disadari bahwa masih banyak situs sejarah di sekitar kita yang belum terkaji dengan baik, mari hargai dan kenali budaya luhur bangsa ini agar tidak menjadi orang yang ibarat kacang lupa akan kulitnya. Jadilah bangsa yang besar karena mengagungkan Sejarah bangsa sendiri.

imusholli@ymail.com



DAFTAR PUSTAKA dan NARASUMBER



1. Sartono Kartodirdjo, dkk. Depdikbud, SEJARAH NASIONAL INDONESIA, Jilid 2, PT

Grafitas, Jakarta, 1975.


2. Drs. R. Pitono & Drs. I Nyoman Dekker, SEJARAH INDONESIA UNTUK SMA Kelas 2,

Jilid 2, UTAMA Malang, 1968.


3. Drs. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid 2, PT KANISIUS, Jakarta,

1973.


4. Drs. Z. H. Idris dan Drs. Tugiyono, SEJARAH UNTUK SMA, Penerbit MUTIARA, Jakarta,

1984.


5. Ibnu Soewarso, SEJATAH NASIONAL INDONESIA DAN DUNIA, Widya Duta, Surakarta,

1989.


6. Diktat fotocopy yang di tulis oleh Dinas Depdikbud Kecamatan Beji, Bangunan Bersejarah

Candi Gunung Gangsir, 1986.


7. Cerita Juru Kunci Candi.








imusholli@ymail.com










LAMPIRAN-LAMPIRAN




Photo candi Gunung Gangsir Photo: Presiden RI Pertama Ir. Soekarno

Yang selalu berpesan kepada kita agar tidak

meninggalkan Sejarah bangsa ini.


Penulis/Peneliti

imusholli@ymail.com



PALESTINA MILIK SIAPA ?(Part.2)

PALESTINA MILIK SIAPA ?

Dipandang dari sudut Sejarah

Par(t.2)


Oleh: Drs. Imam Musholli

imusholli@ymail.com


  1. PALESTINA DI BAWAH MANDAT INGGRIS.


Sebenarnya ada tiga (3) bangsa yang ingin menguasai wilayah Palestina, yaitu; Arab, Yahudi, dan Inggris, dengan alasan-alasannya sendiri-sendiri tentunya.


    1. Arab punya alasan; a. Palestina dipandang sebagai tanah Airnya.

b. Jumlah bangsa Arab lebih besar dibanding

bangsa Yahudi, kebudayaan Palestina

merupakan kebudayaan Arab, bahasa Arab.

c. Palestina merupakan tanah suci agama

Islam.


2. Yahudi punya alasan; a. Palestina dipandang sebagai tanah-airnya.

b. Palestina cocok sebagai tempat kembali

bangsa Yahudi setelah sekian abad tersebar

diberbagai penjuru dunia.

c. Palestina merupakan tanah suci agama

Yahudi.


  1. Inggris punya alasan, yaitu karena letak Palestina sangt strategis;

a. Palestina sebagai penghubung Asia, Afrika, dan

Eropa.

b. Terusan Suez tidak akan dapat dipertahankan

bila tidak menguasai Palestina.

c. Bila Terusan Suez tidak lagi dapat diprtahankn,

dengan menguasai Palestina, Yordania, dan

Irak, pihak Inggris tetap dapat berhubungan

dengan Asia melalui Laut Tengah dan Teluk

Persia.

d. Pipa-pipa minyak dari Irak ke Laut Tengah

melalui wilayah Palestina, di pelabuhan Haita.

Catatan:

Sesudah Perang Dunia II, wilayah Timur-Tengah dipandang amat penting oleh negara-negara barat, dengan tanda-tanda Rusia akan menerobos wilayah ini.

Oleh karena itu Inggris dan Amerika Serikat (AS) mulai menganggap penting wilayah ini dan menjadikan bangsa Israel dan Arab harus dijadikan “kawan-baik” bagi mereka, sebab tanpa berkawan dengan dua bangsa ini wilayah Timur Tengah akan sukar dipertahankan.


imusholli@ymail.com


Perjanjian San Reno (San Reno agreement) telah menetapkan wilayah Palestina sebagai mandate Inggris. Pemerintah Inggris di Palestina dimulai dengan sikap pro-Yahudi. Komisaris Agung Inggris di Palestina dijabat oleh Sir Herbert Samuel (1920 – 1925) adalah seorang Yahudi warga negara Inggris. Untuk menjamin kepentingan berdirinya Negara Israel dibentuklah badan “Jewish Agency” sebagai pemerintahan bayangan.


Catatan:

Pembentukan “Jewish Agency” ini segera ditetapkan dan di-Sah-kan oleh Gabungan Bangsa-bangsa (badan dunia sebelum PBB) dalam mandatnya kepada Inggris. Melalui badan “Jewish Agency” inilah Gerakan Politik Zionisme yang dipimpin Dr.Chaim Weizmann diakui sebagai organisasi yang legal, dan guna menjamin keselamatan “Jewish Agency” dibentuklah organisasi militer yang disebut Haganah, kelak organisasi militer ini menjelma menjadi tentara Israel. Kedudukan Jewish Agency menjadi lebih kuat lagi karena mendapatkan bantuan dari para konglomerat Yahudi di dunia, diantaranya milyader Rothschil di Eropa dan orang-orang Yahudi di Amerika, sehingga Jewish Agency dapat segera membeli tanah-tanah dari orang Arab guna membangun gedung-gedung industri, irigasi, jalan raya, dan gedung-gedung sekolah, diantara yang terkenal adalah “Hebrown University” di kota Jerussalem.


Dengan bekal Balfour Declaration dan mulainya mandat Iggris atas wilayah Palestina, bangsa Yahudi di luar negeri mulai melakukan imigrasi besar-besaran ke wilayah Palestina, sedangkan bangsa Arab mulai terpinggirkan. Hal ini memicu protes keras dari pihak Arab, tapi protes ini tidak dihiraukan oleh mereka dan pihak Inggris-pun terkesan merestui imigrasi tersebut.

Para pemimpin Arab (Muhammad Amin Al-Husaini seorang mufti besar) di Jerussalem menjadi tidak sabar untuk segera memimpin perlawanan bangsa Arab terhadap imigrasi bangsa Yahudi di Palestina dengan menyerang orang-orang Yahudi yang mendapat dukungan pasukan Haganah, maka terjadilah perang besar pertama antara bangsa Arab dan Yahudi tahun 1929 masehi.

Karena peristiwa itulah Inggris terpaksa menurunkan Peel Commission (panitia penyelidikan) di Palestina guna mengusut peristiwa tersebut.

Akibat dari itu Inggris mengeluarkan:

THE PASSFIELD WHITE PAPER (20 Oktober 1930) yang berisi;

  1. Imigrasi Yahudi dihentikan selama masih ada orang Arab

yang belum mendapatkan pekerjaan.

  1. Orang Yahudi tidak diperkenankan lagi membeli tanah

selama masih ada orang Arab yang belum punya tanah.


imusholli@ymail.com


Untuk sementara White Paper ini dianggap kemenangan bagi bangsa Arab dan kekalhan bagi Yahudi.

Warga Yahudi Palestina menggap White Paper ini dengan sebutan Black Paper dan menentang sekeras-kerasnya.

Pada tahun 1933 Adolf Hitler berkuasa di Jerman dan nasib orang-orang Yahudi di Jerman jadi sangat buruk, banyak dari mereka yang dihukum tanpa kesalahan, dibunuh secara masal, sisa dari mereka melarikan diri ke luar Jerman dan pulang ke tanah asal nenek moyangnya, yaitu di Palestina.

Semakin banyak yahudi yang masuk ke Palestina sampai-sampai membahayakan kedudukan bangsa Arab di Palestina.

Karena hal itulah maka Arab Palestina kemudian membentuk Arab High Committee padfa tahun 1936 yang bertugas memimpin perlawanan Arab terhadap orang-orang Yahudi di Palestina. Segera setelah itu terjadi pertempuran Arab – Yahudi di mana-mana, sehingga wilayah Palestina dalam keadaan perang.

Melihat keadaan Palestina seperti itu Peel Commission kembali membuat kebijakan sebagai berikut;

Atas dasar keadaan tidak memungkinkan dipersatukannya bangsa Yahudi dan Arab di Palestina maka diadakan pembagian wilayah Palestina”, menjadi sebagai berikut;


  1. Negara Yahudi: daerah sepanjang pantai Palestina dari

batas utara sampai Jaffa.

  1. Daerah Mandat Inggris: Jerussalem, Betlehem, Jaffa dan

jalan Kereta Api Jaffa sampai

Jerussalem.

  1. Negara Arab: sisa daerah Palestina setelah dikurangi poin A

dan B.



Kebijakan Peel Commission ini disambut baik Yahudi, tapi ditolak Arab Palestina, karena kebijakan ini berarti pengesahan adanya negara Yahudi di Palestina. Bangsa Arab kemudian segera mengadakan konggres Pan-Arab di Bludan (Syria) untuk menentukan sikap terhadap soal Palestina.


imusholli@ymail.com

To BE CONTINUED

Jumat, 06 Maret 2009

PALESTINA MILIK SIAPA ? Part.3

PALESTINA MILIK SIAPA ?

Dipandang dari sudut Sejarah

(Part.3)

Oleh: Drs. Imam Musholli

imusholli@ymail.com

KONGGRES PAN-ARAB (8 September 1937)

Konggres Pan-Arab ini merupakan benih dari Arab League (Liga-Arab), karena disini hamper semua negara-negara Timur Tengah hadir untuk mempersatukan sikap dan gerakan mereka mengenai soal Palestina. Putusan-putusan dari Konggres Pan-Arab di kota Bludan (Syria) ini antara lain;

a. Menolak dengan tegas usul Peel Commision.

b. Menuntut dihapuskannya mandate Inggris atas Palestina dalam waktu

tertentu.

c. Menuntut berdirinya Palestina yang merdeka.

d. Menuntut dihapuskannya Palestina swebagai “ a national home “ bagi

bangsa Yahudi dan berhentinya imigrasi Yahudi ke wilayah tersebut.

Dari tuntutan Pan-Arab diatas menyulut timbulnya pertempuran antara Inggris-Arab-Yahudi di seluruh wilayah Palestina.

Pertempuran segi tiga ini bak perang saudara yang sungguh memilukan. Para pemimpin Arab ditangkapi dan Mufti Besar Jerussalem (Muhammad Amin Al Huseini) lari ke Syria, kemudian ke Jerman, akhirnya ke Mesir. Hampir 30.000 tentara Inggris lengkap militer Angkatan Udaranya beraksi di Palestina. Jerussalem, Haifa, Jaffa di bom-bardir pasukan Inggris, bahkan akhirnya Inggris jadi bingung dan mengusulkan segera diadakan perundingan di London.

Perundingan diadakan tahun 1939 ini gagal mencapai kesepakatan, karena baik Arab maupun Yahudi tetap mempertahankan pendirian masing-masing.

Kemudian Inggris mengeluarkan “ White Paper” yang kedua.

WHITE PAPER 1939 (17 Mei 1939)

Memuat sikap Inggris terhadap Wilayah Palestina. Isinya sebagai berikut;

  1. Dalam waktu 10 tahun lagi Palestina akan diberi Kemerdekaan.
  2. Dalam 5 tahun U.U.D. harus segera tersusun dan menjamin adanya “ a Jewish home “ bagi kedua bangsa (Yahudi dan Arab)
  3. Antara tahun 1939 – 1944 Yahudi boleh masuk Palestina maksimal 75.000 jiwa dan setelah itu harus dihentikan sama sekali. Hal ini berarti jumlah Yahudi mencapai 1/3 dari jumlah warga Palestina.
  4. Bangsa Yahudi dilarang membeli tanah milik bangsa Arab.

imusholli@ymail.com

Peraturan baru Inggris ini menguntungkan pihak Arab, tapi sebaliknya bagi Yahudi merupakan pukulan telak dan ini ditolak keras oleh Yahudi, dan ternyata pihak Arab juga tidak begitu puas dengan peraturan baru ini, oleh karena itu Arab juga menolaknya. Pendirian bangsa Arab Palestina cuma satu, yakni Wilayah Palestina hanya untuk bangsa Arab, bukan hidup bersama Yahudi, yang telah dianggap musuh besar bangsa Arab sejak dahulu-kala.

Belum sempat terealisasi keputusan diatas tiba-tiba meletus Perang Dunia II (P.D. II)

Memasuki P.D. II bangsa Yahudi-Palestina selalu mendekat dan berpihak kepada pasukan Inggris untuk memikat hati Inggris. Bangsa Arab-Palestina-pun juga tidak mau kalah dengan Yahudi, selalu bekerjasama dengan pihak Inggris, agar nantinya mendapat prioritas utama mendiami wilayah Palestina.

Selama P.D. II ini Yahudi-Palestina telah mendapatkan banyak pelatihan militer serta amunisi yang banyak, moderen dan canggih. Jewish Agency menjelma jadi pemerintah Yahudi dan pasukan Haganah menjadi pasukan resmi bangsa Yahudi-Palestina. Mendadak jumlah Yahudi yang dating ke Palestina meningkat drastic, berstatus sebagai “ displaced persons “ atau berstatus sebagai korban perang dari berbagai penjuru dunia yang tidak punya tempat tinggal, yang seharusnya diurus U.N.O. (PBB). Melihat kondisi ini Inggris menolak keras, mereka diusir dengan cara kekerasan, tetapi dibalas pasukan Yahudi dengan kekerasan pula, pecahlah perang Inggris-Yahudi di Palestina. Orang-orang Yahudi selalu menteror warga Palestina dan pasukan Inggris, Yahudi memiliki pasukan terror yang diberi nama “Irgun Z’vai Leumi dan Stern-geng” kondisi Palestina menjadi kacau. Guna mengatasi situasi di Palestina, Inggris membawa persoalan Palestina ini kepada PBB pada tanggal 18 Pebruari 1947.

Setelah dewan PBB bersidang, PBB segera mengirim utusan ke Palestina, dan segera PBB ngambil keputusan penting tanggal 29 Nopember 1947, Wilayah Palestina dibagi dua, terdiri atas wilayah Yahudi-Palestina dan wilayah Arab-Palestina.

Keputusan diatas sangat menguntungkan pihak Yahudi, berarti Yahudi diakui oleh dunia Internasional ikut memiliki dan ber-hak mendiami wilayah Palestina bersama bangsa Arab-Palestina. Keputusan PBB ini berarti juga membatalkan White Paper tahun 1939 yang lalu. Keputusan ini nantinya juga dapat me-legal-kan pendirian Negara Israel di Palestina.

Keputusan PBB inilah yang memicu konflik Araba-Palestina dan Yahudi-Palestina kian berkobar hebat.

imusholli@ymail.com

V. INGGRIS MENINGGALKAN PALESTINA DAN LAHIRNYA REPUBLIK

ISRAEL (15 Mei 1948).

Inggris menetapkan bahwa Inggris akan segera mengakhiri mandatnya di Palestina pada tanggal 15 Mei 1948 setelah semua urusan Palestina dipasrahkan kepada PBB dan akan meninggalkan wilayah ini selamanya.

Bertepatan dengan keluarnya ketetapan Inggris inilah bangsa Yahudi-Palestina segera memproklamirkan berdirinya Republik Israel dan presiden Israel yang pertama dipilih Dr. Chaim Weizmann, pemimpin gerakan Zionisme.

Negara baru ini segera mendapatkan pengakuan dari Amerika Serikat (USA), Rusia, dan negara-negara barat, kecuali Inggris yang tidak mau mengakuinya.

Pendirian Negara Israel sebenarnya ditentang oleh Negara-negara Arab juga oleh Inggris, tetapi selalu kalah setiap sidang di PBB, kerena USA dan Rusia selalu men-Veto setiap hasil keputusan sidang.

Setelah Republik Israel berdiri, segera Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab (Mesir, Saudi Arabia, Yaman, Irak, Jordania, Libanon, Syria, kemudian Lybia juga ikut) menyerbu Palestina untuk menghancurkan Republik Israel, tetapi gagal.

Republik Israel terbukti cukup kuat menahan gempuran dari Negara-negara Liga Arab. Hanya Legiun (Pejuang) Jordania yang mendapatkan beberapa kemenangan, itupun karena mengadakan perjanjian rahasia dengan pihak Israel.

Isi perjanjian Israel dan Jordania memang tidak diketahui dengan jelas, tetapi beberapa saat kemudian Jordania mendapatkan sebagian daerah Arab-Palestina sebagai daerah Jordania dan mengakui Republik Israel di Palestina. Hal ini memicu konflik interen anggota Liga Arab yang lain yang menginginkan Mufti Besar Jerussalem (Mohammad Amin Al Husaini) sebagai pemimpin Arab-Palestina yang merdeka.

Sebagai bukti keseriusan Liga Arab terhadap kemerdekaan Arab-Palestina, Liga Arab mendirikan pemerintahan sementara Arab-Palestina dan menunjuk Mohammad Amin Al Husaini sebagai kepala Negara di Gaza

pada tanggal 5 Oktober 1948.

Konflik Abdullah (raja Jordania) dan Liga Arab tak terbendung lagi setelah wilayah Arab-Palestina diakui oleh raja Abdullah sebagai bagian dari wilayah Jordania, raja ini dianggap telah menghianati kesepakatan Liga Arab, dan pada tanggal 20 juli 1951 raja Abdullah terbunuh di Jerussalem.

imusholli@ymail.com

Perang yang berkobar antara Israel dan negara-negara Arab (Liga Arab) memaksa PBB mengambil tindakan tegas.

Pertama, harus diadakan gencatan senjata terlebih dahulu, baru kemudian PBB akan menetapkan batas-batas wilayah Israel dan wilayah negara-negara Arab lainnya. Untuk ini PBB mengirim utusannya, Bernadotte ke Palestina sebagai mediator.

Misi Bernadotte ini sebenarnya telah berhasil baik menjalankan program gencatan senjata dan pembagian wilayah di Palestina, tapi karena pihak Israel kurang puas dengan pembagian wilayah ini hingga ia dibunuh oleh orang Yahudi di Jerussalem. Sebagai gantinya PBB menunjuk Dr. Ralph Bunche yang berhasil menyakinkan Israel atas pembagian wilayah di Palestina. Tetapi keadaan Palestina bukan sepi dari konflik, sewaktu-waktu api dalam sekam di Palestina dapat menyala kembali, dan selalu akan menyeret beberapa negara besar dan negara Arab disekitarnya.

imusholli@ymail.com

THE END